Minggu, 08 Maret 2015

Aceh Target Pendangkalan Akidah

Aktivis Mualaf Beberkan dalam Diskusi BANDA ACEH - Anggota Persatuan Mualaf Aceh Sejahtera (PMAS) Gusti Ilham Ramadhan Munthe, membeberkan serangan pendangkalan akidah yang gencar berlangsung di Aceh sejak 10 tahun terakhir. 

Konflik bersenjata dan bencana tsunami menjadi salah satu faktor yang mendorong gencarnya serangan pendangkalan akidah di Aceh. “Serangan pendangkalan akidah ke Aceh masuk dengan berbagai cara, menyusup di berbagai organisasi, dan masuk hingga ke pelosok desa. Hingga saat ini Aceh masih menjadi salah satu target,” ungkap Gusti Ilham, pada acara sosialisasi empat pilar kebangsaan, di Rumoh Aceh Kopi Luwak, Jeulingke Banda Aceh, Sabtu (30/11). 

Kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk FGD bertema “Membentengi Aceh dari Pendangkalan Akidah” ini, diinisiasi oleh Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) bekerja sama dengan MPR RI. Diskusi yang diikuti sekitar seratusan peserta terdiri atas aktivis mahasiswa, santri, ormas Islam, serta para wartawan, dipandu dosen IAIN Ar-Raniry Hasan Basri M Nur. Gusti Ilham R Munthe, yang hadir sebagai salah satu narasumber, mengaku sebagai salah satu dari sejumlah orang yang dikirim khusus untuk misi mendangkalkan akidah umat Islam di Aceh. Misi mereka, menyasar penduduk rentan dan kesulitan dari segi ekonomi, termasuk mahasiswa berpaham liberal. 

Namun, Ilham yang mengaku dikirim ke Aceh pada tahun 2004, malah mendapatkan hidayah di Tanah Serambi Mekkah ini. Tiga tahun setelah menjalankan misi, pria kelahiran Nusa Dua Bali, tahun 1969, dengan nama Gusti Kristian Natalis Munthe, memeluk Islam di Desa Ie Masen, Kecamatan Uleekareng, Banda Aceh, tanggal 12 Juni 2007. 

Dalam pemaparannya saat menanggapi pertanyaan peserta diskusi, Ilham kerap menyampaikan data-data yang mencengangkan dan membuat peserta diskusi antara percaya dan tidak. Di antara data-data yang dibeberkan oleh Ilham Munthe adalah terkait sejumlah warga Aceh yang telah keluar dari Islam dan menjadi pemuka agama lain di beberapa daerah di Indonesia.  Namun, Ilham Ramadhan mengingatkan bahwa tidak semua lembaga asing dan nonmuslim di Aceh mengusung misi untuk mendangkalkan akidah. Menceritakan pengalamannya, Ilham mengatakan bahwa aksi pendangkalan akidah ini tidak akan terdeteksi dengan mudah, karena biasanya menyusup melalui lembaga lokal di Aceh. “Selain para pemuda, anak-anak usia dini menjadi salah satu sasaran utama,” tukas Ilham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar